Tuesday, December 31, 2013
Monday, December 30, 2013
Saturday, December 28, 2013
Sebuah Renungan, Perayaan Tahun Baru
Ditulis Oleh Al Ustadz Qomar ZA, Lc.
Perayaan tahun baru ternyata bukan
sesuatu yang baru, bahkan ternyata itu adalah budaya yang sangat kuno,
bebarapa umat melakukan. Perayaan itu, diantaranya adalah hari raya
Nairuz, dalam kitab al Qomus. Nairuz adalah hari pertama dalam setahun,
dan itu adalah awal tahun matahari.
Friday, December 27, 2013
Sikap Ulama Salaf terhadap Penentang As Sunnah
Kategori: Majalah "Syariah" Edisi 4
(ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc.)
Marah adalah sikap yang segera ditunjukkan para ulama Salaf
kepada orang-orang yang suka membantah Sunnah Nabi.
Para ulama Salaf adalah orang-orang yang sangat tinggi
ghirah-nya (semangatnya) terhadap Sunnah Nabi. Mereka makmurkan jiwa mereka
dengan As Sunnah sehingga tatkala muncul dari seseorang sikap menyangkal As
Sunnah atau enggan untuk tunduk terhadap aturan As Sunnah, secara spontan
mereka ingkari dengan pengingkaran yang tegas sebagai hukuman dan peringatan.
Hal itu nampak jelas dalam kisah-kisah yang sampai kepada kita, di antaranya:
Ketika Abdullah bin Umar c mengatakan: Saya mendengar Nabi
bersabda:
“Jangan kalian larang istri-istri kalian ke masjid jika
mereka minta ijin ke sana,”
maka Bilal bin Abdillah mengatakan: ‘Demi Allah aku
sungguh-sungguh akan melarang mereka.’ Maka Abdullah bin Umar c menghadap
kepadanya dan mencaci makinya. (Yang meriwayatkan kisah ini mengatakan: ‘Saya
tidak pernah mendengar dia mencaci maki seperti itu sama sekali.’). Dan
mengatakan, aku katakan kepadamu ‘Bersabda Rasulullah’ lalu kamu katakan ‘Demi
Allah aku akan melarang mereka?!’ (Shahih, HR. Muslim no. 988)
Kejadian lain dialami oleh shahabat ‘Ubadah bin Ash-Shamit z
ketika beliau menyebutkan bahwa Nabi melarang menukar satu dirham dengan dua
dirham dan ada seseorang yang mengatakan: “Menurut saya, itu tidak mengapa jika
kontan.” Maka ‘Ubadah mengatakan: “Saya katakan ‘Rasulullah bersabda’ dan kamu
katakan: ‘Menurut saya tidak mengapa?!’. Demi Allah jangan sampai ada satu atap
menaungi saya dan kamu.” (Shahih, HR. Ad-Darimi 1/118 dan Ibnu Majah 1/20
no.18, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani, Ta’zhimus Sunnah, hal. 37)
Shahabat yang lain yaitu Abu Sa’id Al-Khudri z mengatakan
kepada seseorang: “Apakah kamu mendengar saya menyampaikan hadits dari Nabi r:
“Jangan kalian tukar uang dinar dengan uang dinar jangan
pula dirham dengan dirham kecuali sama ukurannya dan jangan kalian tukar dengan
cara yang tidak kontan.” Lalu kamu berfatwa dengan apa yang kamu fatwakan
(yakni berbeda dengan hadits)!! Demi Allah jangan sampai ada yang menaungi aku
dan kamu selama hidupku kecuali masjid.” (Al-Ibanah Ibnu Baththah hal. 95,
Ta’zhimus Sunnah hal. 39)
Begitu tegas sikap para shahabat Nabi r terhadap orang-orang
yang menyangkal hadits. Hal itu tidak lain karena kedalaman ilmu mereka tentang
kedudukan Sunnah Nabi dalam syariat dan ilmu mereka tentang bahayanya sikap
penentangan semacam ini, yang dibarengi dengan kecemburuan mereka yang tinggi
terhadap As Sunnah. Sepintas sebagian kita membaca kisah itu nampak sikap
mereka begitu keras atau kaku dan tak kenal kompromi, dan barangkali dipandang
oleh sebagian orang tidak pantas dilakukan. Tapi cobalah kita menengok sejenak
bahwa contoh tersebut adalah perbuatan para shahabat Nabi r, orang-orang
terbaik umat ini dengan rekomendasi dari Allah dan Rasul-Nya.
Justru yang tidak pantas adalah ketika kita mengatakan bahwa
perbuatan mereka itu tidak pantas. Penilaian seperti itu tentu karena kurangnya
ilmu tentang kedudukan Sunnah Nabi, juga karena ghirah keagamaan yang lemah
dari dalam hati sanubari dan karena tidak menangkap bahayanya perbuatan lancang
semacam ini. Allah I berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului
Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Hujurat: 1)
Oleh karenanya kita perlu introspeksi diri sekaligus
berhati-hati karena kita hidup di zaman yang kondisinya sangat jauh dari
norma-norma kenabian. Sunnah Nabi begitu asing untuk kita terapkan sehingga
didapati hakekat-hakekat telah terbalik, sebagaimana dikatakan oleh Abdullah
bin Mas’ud z: “Bagaimana dengan kalian jika fitnah yang membuat pikun orang
dewasa dan membuat anak kecil menjadi besar itu menyelimuti kalian? Bahkan
manusia justru menjadikan (sesuatu yang bukan As Sunnah) sebagai sunnah. Jika
ditinggalkan sedikit saja darinya akan dikatakan: ‘Sunnah telah ditinggalkan’.”
Orang-orang bertanya kepada Ibnu Mas’ud z: “Kapan itu terjadi?” Diapun
menjawab: “Jika ulama kalian telah pergi, pembaca Al Qur`an semakin banyak tapi
ahli fiqih semakin sedikit, pimpinan kalian semakin banyak, orang yang jujur
semakin sedikit dan dunia dicari dengan menggunakan amalan akhirat serta selain
ilmu agama (semakin banyak) dipelajari.” (Shahih, Riwayat Ad-Darimi, 1/64,
dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Qiyamu Ramadhan)
Wallahu a’lam.
Sumber artikel : ahlussunnahkolaka.blogspot.com
Wednesday, December 25, 2013
Bimbingan Ulama Menyikapi Natal & Tahun Baru
Para pembaca yang berbahagia,
Hari Natal dan Tahun Baru sering menjerumuskan kaum muslimin. Natal merupakan salah satu hari raya umat Kristen dalam rangka memperingati kelahiran Isa al-Masih ‘alaihissalam yang menurut anggapan mereka jatuh pada tanggal 25 Desember. Sedangkan perayaan Tahun Baru adalah perayaan untuk menyambut berakhirnya masa satu tahun kalender Masehi (Gregorian) dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya pada tanggal 1 januari. Bagaimanakah pandangan Islam dalam hal ini? Islam –sebagai agama yang sempurna- melalui para ulama, telah memberikan bimbingan yang tepat kepada umatnya di dalam menyikapi 2 hari raya tersebut sebagaimana berikut ini:
Hari Natal dan Tahun Baru sering menjerumuskan kaum muslimin. Natal merupakan salah satu hari raya umat Kristen dalam rangka memperingati kelahiran Isa al-Masih ‘alaihissalam yang menurut anggapan mereka jatuh pada tanggal 25 Desember. Sedangkan perayaan Tahun Baru adalah perayaan untuk menyambut berakhirnya masa satu tahun kalender Masehi (Gregorian) dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya pada tanggal 1 januari. Bagaimanakah pandangan Islam dalam hal ini? Islam –sebagai agama yang sempurna- melalui para ulama, telah memberikan bimbingan yang tepat kepada umatnya di dalam menyikapi 2 hari raya tersebut sebagaimana berikut ini:
Tuesday, December 24, 2013
Kembali kepada Ulama Yang memiliki Ilmu yang kokoh merupakan Prinsip SALAFY yang Agung
Oleh : Al-Ustadz Abu Mu’awiyah Askari hafizhahullah
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ
الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ
وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ
يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan apabila datang kepada mereka
suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu
menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil
Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya mengetahuinya dari mereka . Kalau tidaklah karena karunia
dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali
sebahagian kecil saja . “(QS.An-Nisaa:83)
Monday, December 23, 2013
Ke Mana Kita Hendak Berlindung …?
Adalah suatu perkara
yang wajar, bila setiap orang merasa takut dan khawatir akan ditimpa
suatu kejelekan, musibah, dan perkara-perkara lain yang tidak
disukainya. Namun manusia tidaklah selalu akan terhindar dari
perkara-perkara yang tidak disukainya tersebut, di samping dia juga
pasti mendapatkan perkara-perkara yang dia inginkan. Itulah kehidupan.
Dengan penuh keadilan dan kebijaksanaan-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala telah takdirkan itu semua kepada semua makhluk-Nya.
For more info go to FDA website at: and here click set it up sample packetsuch differences are discussed inside the risk factors detailed within the viagra india generic.
Saturday, December 21, 2013
Inilah Nama-Nama Bulan dalam Kalender Islam Beserta Artinya
Dalam Website resmi Taqwim Ummul Quro, kalender hijriyyah resmi yang
digunakan di Arab Saudi, disebutkan bahwa arti nama-nama bulan hijriyyah
sebagai berikut:
Friday, December 13, 2013
Negeri Yaman ‘Surga’ Para Pencari Ilmu

Karakter asli penduduknya yang lembut dan mudah menerima kebenaran manjadi salah satu faktor yang membantu penyebaran islam di Yaman. Oleh sebab itu, dalam masa islam, pergolakan dan huru-hara di Yaman terbilang kecil bila dibandingkan yang terjadi di negeri Irak, Iran, Mesir, dan Syam.
Mengenai kedatangan Abu Musa Asy’ari beserta rombongan dari Yaman, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, riwayat Al Bukhari dan Muslim :
“Penduduk Yaman telah datang kepada kalian. Perasaan mereka halus. Hati mereka lembut. Iman itu Yaman dan hikmah pun Yaman.”
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas merupakan bentuk pujian untuk penduduk Yaman. Para ulama yang mensyarah hadits di atas memang menyebutkan khilaf (perbedaan pandangan) tentang; apa yang dimaksud dengan Yaman di dalam sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Namun demikian, sebagian ulama mengakui bahwa karakter penduduk Yaman di sepanjang sejarah Islam memang demikian. Wallahu a’lam.
NEGERI YAMAN, NEGERI ILMU Di dalam peta rihlah thalabul ilmi (perjalanan suci dalam menuntut ilmu syar’i), Yaman juga mengambil porsi yang cukup besar. Ulama yang pernah muncul di dalam sejarah Yaman tidak terhitung jumlahnya. Shan’a sebagai simbol Yaman adalah magnet yang menarik para pecinta ilmu untuk berdatangan. Sebab pada waktu itu, Shan’a menjadi salah satu pusat berkumpulnya para ahlul hadits.
Lebih-lebih lagi pada masa Al Imam Abdurrazaq bin Hammam Ash Shan’ani (126-211). Sejumlah ulama besar Islam datang dari berbagai penjuru dunia untuk menimba ilmu langsung kepada Abdurrazaq bin Hammam di Yaman. Sufyan bin Uyainah, Al Mu’tamir bin Sulaiman, Ishaq bin Rahuyah, Ali Ibnul Madini hanyalah contoh sekian banyak murid-murid beliau. Sampai-sampai muncul istilah Laa Budda Min Shan’a Wa In Thalas Safar (pokoknya harus sampai ke Shan’a, meski harus menempuh perjalanan panjang).
Salah satu keajaiban thalabul ilmi yang termaktub di dalam sejarah adalah kisah Al Imam Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Ma’in yang hendak berguru kepada Abdurrazaq bin Hammam.
Perjalanan beliau berdua dimulai dari Baghdad, ribuan kilo dari Yaman. Sejak awal beliau berdua bertekad menimba ilmu dari Abdurrazaq di Yaman. Berbagai negeri dilewati, panasnya siang dan dinginnya malam bukanlah penghalang.
Mereka tiba di Makkah bertepatan dengan musim haji. Kesempatan untuk berhaji pun tidak disia-siakan. Dalam sebuah kesempatan thawaf, Yahya bin Ma’in berjumpa dengan Abdurrazaq bin Hammam. Ternyata, tahun itu juga Abdurrazaq sedang menunaikan ibadah haji.
Setelah pertemuan itu, Yahya bin Ma’in segera mencari Imam Ahmad untuk menyampaikan kabar gembira dan berita besar tentang keberadaan Abdurrazaq bin Hammam yang sedang berhaji di Makkah.
“Sungguh! Allah telah mendekatkan langkah-langkah kaki kita. Allah telah memudahkan kita untuk menghemat bekal perjalanan. Allah juga telah membebaskan kita dari perjalanan sebulan penuh untuk menuju shan’a.
Lihatlah! Saat ini, Abdurrazaq sedang berada di Makkah. Marilah kita mendengar riwayat-riwayat hadits dari dari Abdurrazaq di sini saja (di Makkah)!” Ujar Yahya bin Ma’in.
Subhanallah!
Mendengar “kabar baik” semacam ini ternyata tidak membuat Imam Ahmad lantas menanggapi dan menyetujui.
Dengan mantap Imam Ahmad menjawab :
“Sesungguhnya, sejak masih di Baghdad, aku telah berniat untuk mendengar riwayat hadits dari Abdurrazaq di Shan’a. Dan demi Allah, aku tidak akan merubah niatku selama-lamanya.”
Ya! Imam Ahmad tetep memegang tekad untuk berguru kepada Abdurrazaq di Yaman. Dan tekad beliau benar-benar terwujud. Kurang lebih sepuluh bulan lamanya Imam Ahmad berada di Yaman dalam rangka rihlah thalabul ilmi.
THALABUL ILMI DI YAMAN SAAT INI
Tiap-tiap generasi selalu saja bermunculan para ulama besar dari negeri Yaman. Kaum muslimin tentu tidak asing lagi dengan nama harum Asy Syaukani, Ash Shan’ani, Ibnul Wazir, dan Abdurrahman bin Yahya Al Mu’allimi. Beberapa karya tulis yang menghimpun nama-nama ulama Yaman juga sangat mudah didapatkan di perpustaan-perpustakaan Islam.
Di masa-masa terakhir ini nama besar Asy Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i sangat akrab bagi kaum muslimin. Bisa dikatakan setiap warga Yaman pasti pernah mendengar nama dan gerakan dakwah beliau. Murid-murid beliau yang datang berguru bukanlah hanya dari dalam negeri, namun juga dari mancanegara. Begitu banyaknya murid beliau hingga dinyatakan, “Tidak pernah ada rihlah seramai ini di Yaman sejak zaman Abdurrazaq bin Hammam.
Meskipun telah meninggal belasan tahun yang lalu, murid-murid senior beliau tetap meneruskan estafet dakwah salaf yang berpondasikan di atas Al Qur’an dan As Sunnah. Hari demi hari dakwah salaf semakin kuat dan meluas. Tidak ada satu pun desa di Yaman –meski terpencil-, kecuali dakwah salaf telah menghujam kuat di sana. Wajar saja jika dakwah salaf dinilai oleh banyak pengamat sebagai dakwah mayoritas di Yaman.
Kelompok-kelompok sempalan Islam memang ada juga. Akan tetapi, watak orang Yaman yang senang dengan al haq membuat kelompok-kelompok tersebut seakan berjalan di tempat, bahkan semakin surut. Syi’ah, Sufi, Al Qaeda, Ikhwanul Muslimin, Jama’ah Tabligh, dan beberapa kelompok sesat lainnya justru semakin melemah sejak dakwah salaf dihidupkan kembali oleh Syaikh Muqbil dan murid-muridnya.
Jika anda sempat berkunjung ke Yaman dan menggunakan syi’ar Salaf, jangan kaget jika ada orang menyapa Anda dan mengatakan, “ Anda tentu muridnya Syaikh Muqbil!”
KESEMPATAN TIDAK DATANG BERKALI-KALI
Alhamdulillah. Negeri Yaman saat ini telah menjadi pusat destinasi rihlah thalabul ilmi. Kemudahan demi kemudahan merupakan faktor pendukung yang seharusnya disyukuri secara penuh. Belajar agama secara benar di Yaman tidak di batasi oleh usia. Muda maupun tua, bahkan yang telah sepuh pun memiliki kesempatan yang sama.
Jumlah markiz (pesantren) yang mengajarkan akidah dan manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sangat banyak di negeri Yaman. Ada yang bertaraf sederhana, sedang, sampai besar. Beberapa Markiz yang tergolong besar seperti :
1. Darul Hadits Ma’bar, pimpinan Syaikh Muhammad Al Imam
2. Darul Hadits Fuyus, pimpinan Syaikh Abdurrahman Al Adeni
3. Darul Hadits Dzammar, pimpinan Syaikh Utsman As Salimi
4. Darul Hadits Syihr, pimpinan Syaikh Abdullah Al Mar’i
Untuk belajar Salaf di Yaman tidak dipungut biaya sepeserpun untuk biaya pendidikan. Bahkan konsumsi, asrama, dan beberapa hal lainnya digratiskan juga. Maka tidak mengherankan jika jumlah pelajar Indonesia di Markiz-markiz Salaf Yaman saat ini telah menembus angka 300-an. Sebagian besarnya berstatus lajang, sementara yang telah menikah dan meninggalkan anak istri juga tidak sedikit. Bahkan ada puluhan pelajar yang turut memboyong anak istrinya untuk sama-sama thalabul ilmi.
Suasana dan lingkungan Yaman sangat mendukung sekali untuk mempelajari Islam secara Intensif dan optimal. Jauh dari hiruk piruk keduniaan dan sangat menjanjikan ketenangan. Setiap saat selalu tentram dengan mendengarkan ayat Al Qur’an dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seta nasihat ulama. Jika sesekali suntuk atau sedang menghadapi problem, hanya dengan sekedar duduk mendengarkan ceramah Syaikh, semua hilang dan meleleh tak tersisa.
Sebagian pelajar mengatakan, “Rasa-rasa tidak ingin pulang ke Indonesia. Di sini telah ku temukan hakikat ketenangan hati. Di sinilah aku benar-benar bisa merasakan apa yang dimaksud dengan hidup bahagia itu. Di sini telah ku temukan ketentraman jiwa.”
Semua bidang ilmu agama bisa Anda peroleh dan pelajari dengan mudah di Markiz-markiz Salaf di Yaman. Ketersediaan pengajar dan guru seolah tidak pernah habis. Akidah, bahasa Arab, ilmu hadits, fiqih, ushul fiqih, Al Qur’an, maupun ilmu-ilmu lainnya tinggal Anda pilih saja. Dijamin memuaskan! Insya Allah.
Thalabul Ilmi di Yaman memeng menjadi pilihan utama. Anda bisa memilih Markiz sesuai dengan cuaca yang anda senangi. Makanan dan minumannya pun mudah diadaptasikan. Proses keberangkatan dan perizinan pun sangat ringan. Secara periodik, Bapak-bapak dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) juga mengadakan silahturahmi dan kunjungan ke Markiz-markiz Salaf.
Biaya? Murah sekali jika dibandingkan biaya yang dihambur-hamburkan untuk sekolah maupun kuliah. Cukup dengan 18 juta Anda bisa berangkat Thalabul Ilmi ke Yaman, kemudian pulang ke Indonesia dengan membawa pulang ilmu bermanfaat untuk didakwahkan kepada masyarakat luas, insya Allah.
Tertarik? Jangan tunggu lama-lama! Segeralah ambil keputusan dan jangan menunda!
[Ditulis ulang dari Majalah Qudwah, Edisi 10, hal 16-20]
Sumber artikel : kaahil.wordpress.com
Wednesday, December 11, 2013
SEMUA KARENA CINTA : INILAH ALASAN MENGAPA SEORANG WANITA RELA MENJADI ISTERI TERORIS

Oleh: Abu Mujahid Cinta sering membutakan mata-hati seseorang. Sesuatu yang menjadi prinsip hidup, karena cinta, bisa menjadi seonggok sampah yang dibuang begitu saja di selokan depan rumah. Sebaliknya, karena cinta, sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani dapat diterima, didekap erat-erat lalu dibawa sampai mati.
Thursday, December 5, 2013
Iblis Saja Meyakini Bahwa Al-Qur’an Adalah Kalamullah
Syarh kitab Asy-Syari’ah karya Al-Imam Al-Aajurry rahimahullah
Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady Al-Madkhaly hafizhahullah
Al-Imam Al-Aajurry rahimahullah berkata:
وَأَخْبَرَنَا أَبُوْ عَبْدِ اللهِ الْقَزْوِيْنِيُّ أَيْضًا، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْدَكَ الْقَزْوِيْنِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ يُوْسُفَ الزِّمِّيَّ، يَقُوْلُ: بَيْنَا أَنَا قَائِلٌ فِيْ بَعْضِ بُيُوْتِ خَانَاتِ مَرْوٍ فَإِذَا أَنَابِهَوْلٍ عَظِيْمٍ، قَدْ دَخَلَ عَلَيَّ، فَقُلْتُ: مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ: لَيْسَ تَخَافُ يَا أَبَا زَكَرِيَّا؟ قَالَ قُلْتُ: فَنَعَمْ، مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ: وَقُمْتُ وَتَهَيَّأْتُ لِقِتَالِهِ، فَقَالَ: أنا أَبُوْ مُرَّةَ قَالَ: فَقُلْتُ: لَا حَيَّاكَ اللهُ،فَقَالَ: لَوْ عَلِمْتُ أَنَّكَ فِيْ هَذَا الْبَيْتِ لَمْ أَدْخُلْ، وَكُنْتُ أَنْزِلُ بَيْتًا آخَرَ، وَكَانَ هَذَا مَنْزِلِي حِينَ آتِي خُرَاسَانَ قَالَ: فَقُلْتُ: مِنْ أَيْنَ أَتَيْتَ؟ قَالَ: مِنَ الْعِرَاقِ قَالَ وَقُلْتُ: وَمَا عَمِلْتَبِالْعِرَاقِ؟ قَالَ: خَلَّفْتُ فِيْهَا خَلِيْفَةً، قُلْتُ: وَمَنْ هُوَ؟ قَالَ: بِشْرٌ الْمِرِّيْسِيُّ، قُلْتُ: وَإِلَى مَا يَدْعُوْ؟ قَالَ: إِلَى خَلْقِ الْقُرْآنِ، قَالَ: وَآتِي خُرَاسَانَ فَأَخْلُفُ فِيْهَا خَلِيْفَةً أَيْضًا قَالَ: قُلْتُ:إِيشِ تَقُوْلُ فِيْ الْقُرْآنِ أَنْتَ؟ قَالَ: أَنَا وَإِنْ كُنْتُ شَيْطَانًا رَجِيْمًا أَقُولُ: الْقُرْآنُ كَلَامُ اللهِ غَيْرُ مَخْلُوْقٍ.
Subscribe to:
Posts (Atom)
About us