Labels

AL-WALA WA AL-BARA

Tujuan Penyajian Materi :
  1. Agar peserta tarbiyah mengetahui bahwa salah satu bagian terpenting dari aqidah Islam adalah al wala wal bara.
  2. Agar peserta tarbiyah mengetahui kepada siapa wala yang sempurna diberikan dan kepada siapa bara-ah yang sempurna diberikan.
  3. Agar peserta tarbiyah memahami sikap yang benar dalam wala dan bara terhadap ahli bid'ah dan ahli maksiat dari kaum muslimin.
  4. Agar peserta tarbiyah mengetahui bentuk-bentuk wala' kepada kaum muslimin.
  5. Agar peserta tarbiyah mengetahui contoh-contoh wala' kepada orang kafir.
  6. Agar peserta tarbiyah dapat membedakan antara mudarah dan mudahanah.


1.      Al Wala
a)      Definisi
þ     Dari sisi bahasa al wala' berasal dari kata al walyu yang artinya kedekatan.
þ     Secara istilah bermakna kecintaan dan pertolongan maksudnya kedekatan kepada kaum muslimin dengan mencintai mereka dan menolong mereka untuk menghadapi musuh-musuhnya dan tinggal bersama dengan mereka.
b)      Wala' seorang mu'min hanya diberikan kepada Allah, Rasul dan orang-orang beriman (QS. 5:55-56, 8:73). Orang-orang beriman dalam hal ini ada tiga macam:
þ     Orang yang sempurna keimanannya
þ     Ahli maksiyat, dicintai sesuai kadar keimanan dan ketaatannya dan dibenci sesuai kadar kemaksiatannya.
þ     Ahli bid'ah, dicintai sesuai kadar keimanan dan ketaatannya dan dibenci sesuai kadar  kebid'ahannya.
c)      Wala' adalah  bagian dari iman karena itu tidak ada wala' sama sekali untuk orang kafir (QS. 5:51, 60:1, 58:22).

2.      Al Bara
a)      Definisi
Dari sisi bahasa bermakna kejauhan dan pemutusan.
Secara istilah bermakna kebencian dan permusuhan maksudnya pemutusan hubungan hati dengan orang-orang kafir dengan tidak mencintainya, tidak menolongnya dalam agamanya dan tinggal di negeri mereka.
b)      Bara-ah seorang mu'min ditujukan kepada orang-orang kafir secara penuh (QS. 9:1,3 dan QS. 60:4) dan kepada sebagian dari orang-orang beriman yaitu ahli maksiyat dan bid'ah. Maka orang-orang beriman yang bermaksiyat atau berbuat bid'ah dicintai karena keimanan mereka  dan dibenci karena maksiyat atau bid'ah mereka.
3.      Beberapa contoh dari sikap salaf
a)      Dalam sikap wala' :
þ     Wala' kaum anshar terhadap muhajirin (QS. 59:9)
þ     Sikap Ka'ab bin Malik ra ketika diboikot.
þ     Sikap seorang muslim dalam kisah sebab terjadinya perang Qainuqa'.
þ     Sikap kaum muslimin ketika mendengar desas-desus tentang terbunuhnya Utsman ra.
b)      Dalam sikap bara' :
þ     Sikap Nabi Ibrahim 'alaihissalam kepada kaumnya yang kafir (QS. 60:4)
þ     Sikap Abu Ubaidah bin Al Jarrah terhadap bapaknya dalam perang Badar (QS. 58:22).
þ     Sikap Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul terhadap bapaknya dalam kisah perang Tabuk (QS. 63:8).
4.      Fenomena wala terhadap orang kafir
a)      Tasyabbuh
صحيح وضعيف سنن أبي داود - (ج 9 / ص 31)
( سنن أبي داود )
4031 حدثنا عثمان بن أبي شيبة حدثنا أبو النضر حدثنا عبد الرحمن بن ثابت حدثنا حسان بن عطية عن أبي منيب الجرشي عن ابن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من تشبه بقوم فهو منهم .

تحقيق الألباني :
حسن صحيح حجاب المرأة ( 104 ) ، الإرواء ( 1269 )
b)      Ikut merayakan hari raya mereka
c)      Menjadikannya sebagai orang kepercayaan dan pemegang rahasia (QS. 3:118)
d)      Meminta pertolongan/bantuan/mempekerjakan mereka, hal ini ada dua keadaaan:
1.      Dalam posisi yang memegang dan menguasai urusan kaum muslimin maka tidak diperbolehkan  (QS. 3:118).
2.      Dalam posisi/pekerjaan yang tidak mendatangkan bahaya bagi kaum muslimin seperti membangun rumah, jalan dan lain-lain apabila tidak ada diantara kaum muslimin yang dapat mengerjakannya sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyewa penunjuk jalan yang musyrik ketika beliau berhijrah.
e)      Memberi ucapan selamat dan ta'ziyah, karena hal tersebut akan melahirkan wala' dalam hati (sadd adz dzari-ah)
5.      Mudarah dan Mudahanah
a)      Mudarah
Berkata Al Qurthuby : المداراة بذل الدنيا لصلاح الدنيا أو الدين أو هما معاً (mudarah adalah mengorbankan dunia untuk kepentingan dunia atau agama atau keduanya). Seperti bersikap dan berkata lembut serta tidak bersikap kasar dan keras kepada seorang jahil atau fasik dalam keadaan dia tidak melakukan kefasikannya dengan tujuan agar dia tertarik kepada da'wah. Atau berpaling darinya ketika dia melakukan kefasikannya untuk menghindari keburukannya atau untuk menghindari keburukan yang lebih besar. Mudarah hukumnya mubah atau mustahab. Dalilnya :

صحيح البخاري - (ج 18 / ص 457)
5572 - حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَوَاءٍ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ
أَنَّ رَجُلًا اسْتَأْذَنَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَآهُ قَالَ بِئْسَ أَخُو الْعَشِيرَةِ وَبِئْسَ ابْنُ الْعَشِيرَةِ فَلَمَّا جَلَسَ تَطَلَّقَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَجْهِهِ وَانْبَسَطَ إِلَيْهِ فَلَمَّا انْطَلَقَ الرَّجُلُ قَالَتْ لَهُ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ حِينَ رَأَيْتَ الرَّجُلَ قُلْتَ لَهُ كَذَا وَكَذَا ثُمَّ تَطَلَّقْتَ فِي وَجْهِهِ وَانْبَسَطْتَ إِلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَةُ مَتَى عَهِدْتِنِي فَحَّاشًا إِنَّ شَرَّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ شَرِّهِ
b)      Mudahanah
Rkata Al Qurthuby :  المداهنة: ترك الدين لصلاح الدنيا  (mudahanah adalah mengorbankan agama untuk kepentingan dunia).  Seperti menunjukkan keridhoan terhadap suatu pelanggaran tanpa mengingkarinya dan menunjukkan ghirah atasnya karena sebab duniawi. Mudahanah hukumnya haram (QS. 5:78-80).

About us