Labels

Wednesday, May 18, 2011

Kategori Demokrasi Dan Politik (bagian 1)

DEMOKRASI DAN PEMILU


Oleh
Syaikh Al-Allamah Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Syaikh Al-Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
Bagian Pertama dari Dua Tulisan [1/2]



Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memujiNya, memohon pertolongan dan berlindung kepadaNya dari keburukan diri kita dan kejelekan amalan kita, siapa yang diberi petunjuk oleh Allah niscaya dia akan tertunjuki, sedang siapa yang disesatkan Allah tiada yang mampu memberi petunjuk kepadanya.

Saya bersaksi tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Amma ba’du.

Sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari para ulama supaya mereka menjelaskan kepada manusia tentang apa-apa yang diturunkan kepada mereka (syari’at ini), Allah berfirman.

“Artinya : Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu) : ‘Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya” [Ali-Imron : 187]

Allah melaknat orang yang menyembunyikan ilmunya.

“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Baqarah : 159-160]

Dan Allah mengancam mereka dengan neraka.

“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih” [Al-baqarah : 174]

Sebagai pengamalan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Agama itu adalah nasehat, kami bertanya : ‘Bagi siapa wahai Rasulullah ?’ Jawab beliau : ‘Bagi Allah, KitabNya, RasulNya, para pemimpin kaum muslimin dan mayarakat umum” [Hadit Riwayat Muslim]

Dan mencermati beragam musibah yang menimpa umat Islam dan pemikiran-pemikiran yang disusupkan oleh komplotan musuh terutama pemikiran import yang merusak aqidah dan syari’at umat, maka wajib bagi setiap orang yang dikarunia ilmu agama oleh Allah agar memberi penjelasan hukum Allah dalam beberapa masalah berikut.


DEMOKRASI

Menurut pencetus dan pengusungnya, demokrasi adalah pemerintahan rakyat (dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, -pent). Rakyat pemegang kekuasaan mutlak. Pemikiran ini bertentangan dengan syari’at Islam dan aqidah Islam. Allah berfirman.

“Artinya : Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah” [Al-An’am : 57]

“Artinya : Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir” [Al-Maidah : 44]

“Artinya : Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak dizinkan Allah ?” [As-Syura : 21]

“Artinya : Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan” [An-Nisa : 65]

“Artinya : Dan dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutuNya dalam menetapkan keputusan” [Al-Kahfi : 26]

Sebab demokrasi merupakan undang-undang thagut, padahal kita diperintahkan agar mengingkarinya, firmanNya.

“Artinya : (Oleh karena itu) barangsiapa yang mengingkari thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul (tali) yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 256]

“Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : ‘Sembahlah Allah (saja) dan jauhi thagut itu” [An-Nahl : 36]

“Artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al-Kitab ? Mereka percaya kepada jibt dan thagut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman” [An-Nisa : 51]


DEMOKRASI BERLAWANAN DENGAN ISLAM, TIDAK AKAN MENYATU SELAMANYA.


Oleh karena itu hanya ada dua pilihan, beriman kepada Allah dan berhukum dengan hukumNya atau beriman kepada thagut dan berhukum dengan hukumnya. Setiap yang menyelisihi syari’at Allah pasti berasal dari thagut.

Adapun orang-orang yang berupaya menggolongkan demokrasi ke dalam sistem syura, pendapatnya tidak bisa diterima, sebab sistem syura itu teruntuk sesuatu hal yang belum ada nash (dalilnya) dan merupakan hak Ahli Halli wal Aqdi [1] yang anggotanya para ulama yang wara’ (bersih dari segala pamrih). Demokrasi sangat berbeda dengan system syura seperti telah dijelaskan di muka.


BERSERIKAT

Merupakan bagian dari demokrasi, serikat ini ada dua macam :

[a] Serikat dalam politik (partai) dan,
[b] Serikat dalam pemikiran.

Maksud serikat pemikiran adalah manusia berada dalam naungan sistem demokrasi, mereka memiliki kebebasan untuk memeluk keyakinan apa saja sekehendaknya. Mereka bebas untuk keluar dari Islam (murtad), beralih agama menjadi yahudi, nasrani, atheis (anti tuhan), sosialis, atau sekuler. Sejatinya ini adalah kemurtadan yang nyata.

Allah berfirman.

“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang yahudi) ; ‘Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan’, sedang Allah mengetahui rahasia mereka” [Muhammad : 25]

“Artinya : Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” [Al-Baqarah : 217]

Adapun serikat politik (partai politik) maka membuka peluang bagi semua golongan untuk menguasai kaum muslimin dengan cara pemilu tanpa mempedulikan pemikiran dan keyakinan mereka, berarti penyamaan antara muslim dan non muslim.

Hal ini jelas-jelas menyelisihi dali-dalil qath’i (absolut) yang melarang kaum muslimin menyerahkan kepemimpinan kepada selain mereka.

Allah berfirman.

“Artinya : Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang beriman” [An-Nisa : 141]

“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu” [An-Nisa : 59]

“Artinya : Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? Atau adakah kamu (berbuat demikian) ; bagaimanakah kamu mengambil keputusan ? [Al-Qolam : 35-36]

Karena serikat (bergolong-golongan) itu menyebabkan perpecahan dan perselisihan, lantaran itu mereka pasti mendapat adzab Allah. Allah memfirmankan.

“Artinya : Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat” [Ali-Imran : 105]

Mereka juga pasti mendapatkan bara’ dari Allah (Allah berlepas diri dari mereka). FirmanNya.

“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamaNya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka” [Al-An’am : 159]

Siapapun yang beranggapan bahwa berserikat ini hanya dalam program saja bukan dalam sistem atau disamakan dengan perbedaan madzhab fikih diantara ulama maka realita yang terpampang di hadapan kita membantahnya. Sebab program setiap partai muncul dari pemikiran dan aqidah mereka. Program sosialisme berangkat dari pemikiran dasar sosialisme, sekularisme berangkat dari dasar-dasar demokrasi, begitu seterusnya.


[Dialih bahasakan dari Majalah Al-Ashalah, edisi 2 Jumadil Akhir 1413H, oleh Abu Nuaim Al-Atsari, Disalin ulang dari Majalah Al-Furqon, edisi 7/Th III. Hal.39-43]
_________
Foote Note.
[1] Ahlu Halli wal Aqdi tersusun dari dua kata Al-Hillu dan Al-Aqdu. Al-Hillu berarti penguraian, pelepasan, pembebasan dll. Sedang Al-Aqdu berarti pengikatan, penyimpulan, perjanjian dll. Maksudnya yaitu semacam dewan yang menentukan undang-undang yang mengatur urusan kaum muslimin, perpolitikan, manajemen, pembuatan undang-undang, kehakiman dan semisalnya. Semua hal tersebut suatu saat bisa direvisi lagi dan disusun yang baru [Lihat kitab Ahlu Halli wal Aqdi, Sifatuhum wa Wadha’ifuhum. Dr Abdullah bin Ibrahim At-Thoriqi, Rabithah Alam Islami, -pent]



Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=577&bagian=0

Gini gini terus ngga' bosan??

Bismillah..

Kaifa Haluk sahabat? Semoga hari hari kita senantiasa bernilai pahala di sisinya.. Nah slah satunya ialah dengan menghadiri TAMAN SYURGA yang satu ini..!!
As usual, tiap pekan PUSDAMM mengadakan dialog kemahasiswaan, adapun tema untuk pekan ini adalah:
Gini-Gini Terus, Ngga Bosan??

Jangan Lupa datang yaaa....

Thursday, May 12, 2011

CERDAS ( Cerita Indah dalam Semalam)

Bismillah..

InsyaAllah Jumat/13 Mei 2011, Pusdamm akan mengadakan kegiatan CERDAS atau CERita inDah dAlam Semalam..
Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat jalinan silaturrahim sesama muslim.. Daripada tdak punya kerjaan, mending kita ngumpul,, InsyaAllah berpahala lagi..Kita akan membentuk ukhuwah yang akan menggentarkan musuh musuh Allah.. bukan cuma anak FBS lho,, tapi juga anak Teknik..!

Ya, jadi kita bisa berkenalan dan mendapat teman baru dari fakultas lain..

Kepada adik adik angkatan 2010 mahasiswa FBS dan Teknik UNM, kami undang dengan hormat..
InsyaAllah bertempat di Masjid Mushab Bin Umair Fakultas Teknik..
Kita shalat Isya berjamaah di sana yaa.. ON TIME..!!!


Adapun agenda agendanya adalah:
1. Bakar bakar Ikan.. waah lumayan makan gratisss..hehe
2. Bincang bincang Ukhuwah.. bisa curhat masalah perkuliahan, keluarga, de el el.. pokoknya semuaa masalah insyaAllah kita atasi bersama..
3. Qiyamul Lail. Raih faedah dari Shalat Lail..
4. FRIENDLY MATCH Pusdamm VS Teknik.. waahh bakal seru nih..

Jangan Lupa datang yaaa...!!


Syukran..

Monday, May 9, 2011

My Friends, My Environment

Bismillahirrahmanirrahim...

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam pernah bersabda,


اَلْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِل
“Seseorang dapat dinilai dari kadar agama temannya, oleh karena itu hendaknya salah satu dari kalian meneliti dahulu siapa yang akan ia jadikan teman.” (HR. al Hakim)




Teman-teman yang dimuliakan Allah Subhana Wa Ta'ala..InsyaAllah pekan ini, PUSDAMM kembali akan mengadakan Dialog kemahasiswaan. Seperti biasa, hari kamis ba'da ashar di gedung DG FBS UNM. Adapun tema yang akan diangkat ialah " My Friends, My Environment" dengan menghadirkan pemateri Al Ustadz Syamsuddin Basang Ismail, S.Pd. Berkaitan dengan Hadits di atas..Kita akan mengupas tuntas masalah pergaulan dan lingkungan. Gimana sih lingkungan itu bisa menentukan kesuksesan kita? Seberapa penting sih sahabat yang ada di sekitar kita? Bagaimana Tips jitu agar selamat dari arus lingkungan? dan banyak lagi perkara perkara yang berhubungan dengan Lingkungan remaja..

Ingat..!!Jangan lewatkan ya.. InsyaAllah akan berkesan dan memberi banyak manfaat kepada kita sebagai remaja Muslim.

Tuesday, May 3, 2011

Bergetarkah Hati kita?



Pernahkah kita merasakan qolbu bergetar tatkala membaca Al-Qur’an? Kemudian kulit kita merinding, rambut-rambut halus di sekujur tubuh berdiri, suara tiba-tiba menjadi serak, lalu air mata meleleh dan dada terasa lapang setelahnya? Betapa nikmatnya ketika kita dapat merasakannya, baik saat shalat maupun membaca Al-Qur’an di luar shalat. Mengapa perasaan seperti itu tidak datang setiap waktu? Apakah situasi seperti secara mutlak mawaahib dimana kita tidak dapat mengusahakannya, atau sesuatu yang makaasib dimana dapat kita rekayasa untuk menghadirkannya?
 
            Mengapa pada suatu saat hati dapat bergetar ketika dibacakan ayat-Nya, kulit merinding, qolbu menjadi luluh untuk kemudian mengingat Allah,..... tetapi pada waktu yang lain tidak? Sedangkan telinga yang digunakan untuk mendengarkan adalah telinga yang sama, lidah yang kita pakai untuk membaca juga lidah yang sama, dan hati yang digunakan untuk memahami adalah hati yang sama? Bahkan ayat yang kita dengarkan juga ayat yang sama? Tetapi mengapa atsarnya berbeda-beda?
            Al-Qur’an adalah Kalamullah yang menyimpan kekuatan potensial untuk menggerakannya. Kekuatan potensial itu akan nyata ketika bertemu dengan qolbu yang hidup, yang kondusif untuk itu. Jika bertemu dengan qolbu yang kehilangan daya hidup, apalagi yang mati, maka potensi kekuatan untuk menggerakkan tersebut tetap bersifat potensial, tapi tidak menjadi nyata. Allah membuat permisalan, seandainya gunung (batu) yang kuat dan keras itu dikaruniai akal dan nalar, maka akan tunduk dan terpecah-belah ketika mendengarkan Al-Qur’an, karena takut kepada Allah; takut tidak dapat memenuhi hak-Nya dan khawatir kurang dalam mengagungkan-Nya.

Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran Ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (Al-Hasyr: 21)
Hal itu mengandung celaan kepada manusia yang dikaruniai qolbu, akal, pikiran, perasaan dan dapat membedakan yang haqq dari yang bathil, tetapi tidak tergerak ketika mendengarkan Kalam-Nya.

Yang bergetar, Yang Penuh Iman
Ada beberapa faktor yang berpengaruh secara bersamaan, sehingga menghasilkan situasi yang pada suatu saat berbeda dengan saat yang lain. Kalam-Nya yang mulia tidak berubah, tetapi lidah yang membacanya, telinga yang mendengarkannya dan hati yang memahaminya berada pada situasi yang berubah-ubah. Qolbu yang hidup adalah yang bersemayam di dalamnya iman yang kuat, keimanan yang menggerakannya untuk melakukan ketaatan kepada-Nya, dia melakukannya hanya karena-Nya, dengan meneladani Nabi-Nya, yakin terhadap janji-Nya dan takut kepada kemurkaan adzab-Nya. Qobu yang seperti ini akan mendengarkan apa yang memberikan manfaat dan meninggalkan apa yang mendatangkan kerusakan. Lisannya digerakan hanya untuk perkara yang mendatangkan kebaikan dan meninggalkan apa yang mengakibatkan keburukan baginya.
            Setiap kebaikan yang dikerjakan dan pencegahan keburukan yang dilakukan oleh telinga dan lidahnya adalah tambahan bagi kekuatan iman yang telah bersemayam di dalam qolbunya. Begitulah, sehingga kebaikan bertambah-tambah dan kehidupan qolbu terus menyubur. Qolbu, telinga dan lidah yang berada pada kondisi seperti itulah yang ketika lidahnya memperdengarkan kalam-Nya, telinganya mendengarkan lantunan ayat-Nya, kemudian qolbu memhaminya, maka akan hadir situasi yang seperti digambarkan dalam firman-Nya:
“Gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepara Robbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan qolbu mereka mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya pemberi petunjuk.” (Az-Zumar: 23)
“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanannya” (Al-Anfaal: 2)
            Sesungguhnya, jika semua faktor yng mempengaruhi datangnya situasi itu terus ada, tidak mengalami degradasi, sensasi qolbu yang bergetar tatkala mendengarkan lantunan kalam-Nya juga akan terus berulang. Hati yang hidup itu akan menghasilkan produknya. Jika ada kemungkinan di luar itu, hanya jika qolbu mengalami kebosanan, jenuh. Tetapi Al-Qur’an yang diturunkan dengan hikmah dan kebijaksanaan-Nya, menjamin terciptanya situasi akan terus berulang dalam suasana berbeda-beda ketika ayat-ayat Al-Qur’an itu terus dibaca.
            Qolbu Yang Sakit Ketika Mendengar Al-Qur’an
            Jika qolbu yang mendengarkan berbagai ayat yang menggugah tersebut beku (qolbu yang sama sekali mati, hati orang-orang kafir), hati tersebut samasekali tak terpengaruh dan tidak tergetar meski yang membacakannya seorang Nabi. Dikarenakan pada hati yang mayyit(mati) ada segelnya, sehingga seruan itu tidak dapat masuk, betapapun menggugahnya. Hati yang seperti ini terbungkus ron(kerak) akibat pengingkarannya kepada Allah, ayat-ayat-Nya, dan hari pertemuan dengan-Nya. Hati yang terkunci mati dan tersegel rapat. Wal’iyadzu billah.
            Ada pula jenis qolbu yang yang tidak mati, tetapi juga tidak dalam keadaan sehat dan hidup seperti hati orang-orang yang benar keimanannya, yakni hati yang sedang sakit atau qolbun maridh. Seruan Al-Qur’an tidak mampu menggugah dan menggerakannya, karena qolbu tidak memiliki daya hidup yang cukup untuk merespon seruan yang menghidupkan tersebut. Kuat lemahnya pengaruh yang ditimbulkan tergantung seberapa parah sakit yang menderanya.
            Jika kondisi ini segera disadari, dan dilakukan terapi dengan taubat, secara berangsur hati akan kembali membaik. Musibahnya, jika dibiarkan saja maka akan terjadi degradasi iman yang tidak terbendung. Jika sudah begitu, tatkala membaca Al-Qur’an kemudian menemukan ayat janji, syaithan pun dengan mudah mengelabuinya. Seakan janji-janji itu untuk dirinya sedangkan ancaman yang ada untuk orang lain. Ketika mendapati sifat-sifat jannah dan penghuninya seolah dirinyalah yang dimaksud. Sebaliknya ketika mendapati ayat-ayat tentang neraka dan ahlinya, maka orang lain yang dimaksud, sedangkan dirinya selamat dari hal itu. Wal-‘iyaadzu billah.

Di copy dari: ibnushafar

About us