Stigma terhadap Rohis (Kerohanian
Islam) dan aktivis Masjid sebagai wadah perekrutan teroris menjadikan remaja
muslim takut untuk bergabung dalam kegiatan-kegiatan ke-Islaman. Takut akan
salah dalam bergaul, takut akan direkrut menjadi teroris, dan ketakutan-ketakutan
lainnya yang mereka dapatkan dari pemberitaan media-media.
Kecemasan ini tentunya memberikan dampak yang buruk
bagi generasi Islam untuk dapat mengenal islam lebih dekat. Agar dapat menjadi
seorang muslim yang Kaffah (menyeluruh) dalam ber-Islam). Sementara ilmu dalam
menjalankan kewajiban tiap-tiap muslim yang seyogyanya diketahui oleh tiap
pribadi muslim menjadi tunggang langgang.
Ironinya, sikap jauh terhadap aktivitas kerohanian dan
kelompok kajian Islam bukan malah membuat sedikit menjauh dari keburukan, malah
mengakibatkan terjatuh dalam pergaulan bebas dan maksiat lainnya seperti halnya
kebanyakan generasi muda pada umumnya karena nilai-nilai luhur dari Islam yang
semakin tidak dikenal dan rasa takut akan dosa dan adzab (siksaan) yang tidak
lagi tertanam di dalam hati.
Sholat yang dulunya rutin dan berjamaah di masjid sudah
ditinggalkan. Puasa senin kami yang biasanya dilaksanakan sudah tidak pernah
lagi dilakukan. Infak dan sedekah yang biasanya dikeluarkan telah dialih
fungsikan untuk membeli barang-barang yang kadang tidaklah bemanfaat dan tidak
dibutuhkan.