Labels

Thursday, May 17, 2012

sebuah pilihan

Percaya atau tidak, manusia adalah makhluk yang sangat mengherankan, terlalu banyak keanehan yang terdapat dalam hidup mereka. Pada satu kesempatan, mereka jalan-jalan ke hutan membawa sesuatu di dalam tas besar. Awalnya mereka hanya jalan santai saja sambil melihat-lihat interaksi alamiah yang terjalin antara hutan dan penghuninya, sekilas tak nampak niat apapun. Tapi pada detik berikutnya tiba-tiba mata mereka melotot tajam, urat-urat lehernya muncul, tangan dan lututnya gemeletar, sendi-sendi tubuhnya seakan mau bingkas, giginya gemeletuk, gusinya mendidih, detak jantungnya memacu, hidungnya kembang kempis, nafasnya tertahan, dan tiba-tiba lagi mereka berbalik pada sebuah pohon besar di sampingnya. Dengan cekatan mereka mengambil sebuah mesin aneh dari dalam tas besar tadi, lalu dalam sekejap pohon dihadapan mereka tumbang. Detik berikutnya, mereka kembali berjalan santai dengan nafas teratur, kali ini dengan kedua tangan dimasukkan di kantong celana, seperti tak terjadi apa-apa. Lalu tiba-tiba mereka diam di tempat, melirik kiri-kanan, lalu berlari menuju pohon yang tadi. Selanjutnya mereka diam-diam mengangkut pohon itu ke rumahnya. Lalu beberapa hari kemudian pohon tersebut telah berubah menjadi helai-helai kertas. Keanehannya bukan hanya sampai di situ, di suatu pagi ketika anaknya mau berangkat sekolah, mereka merampas pensil anaknya, lalu menulis sesuatu di lembaran-lembaran kertas yang tadi, hurufnya sangat besar: LESTARIKAN HUTAN KITA, JANGAN MENEBANG POHON..!!!
Maka dalam definisi sederhanaku, manusia adalah sesosok makhluk yang menebang pohon untuk diolah menjadi kertas, lalu di kertas yang sama mereka menulis: LESTARIKAN HUTAN KITA, JANGAN MENEBANG POHON..!!!
Masih banyak lagi keanehan-keanehan dari makhluk yang satu ini, aku memang cukup kenal dengan mereka, aku bahkan punya tiga buah di tempat tinggalku. Misalnya, seorang manusia sejak umur 6 tahun sudah mulai pulang pergi sekolah, setiap hari. Ketika hari minggu, mereka pergi memancing, atau main kelereng, ada juga yang sibuk membuat cincin dari uang logam dengan cara dilubangi tengahnya. Besoknya lagi, mereka terus dan terus sekolah hingga sampai di perguruan tinggi (tarulah misalnya di UNM), ketika mereka telah hampir selesai (tarulah misalnya semester 6), setelah begitu banyak yang mereka korbankan untuk mencapai tahap itu, tiba-tiba mereka memegang sebuah gelas pelastik warna hijau dan berkata “aku sudah bosan kuliah, aku mau berhenti saja”. Keesokan harinya, kita tak pernah lagi menjumpainya di kampus, tak pernah walau sekali. Usut punya usut, ternyata dia telah menjadi seorang direktur dari perusahaannya sendiri.

About us