Ada beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap
teguh dalam keimanan.
·
Pertama:
Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.
Allah Ta’ala berfirman,
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS.
Ibrahim: 27)
Tafsiran ayat “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh …” dijelaskan dalam hadits berikut.
“Jika seorang muslim
ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir
ayat: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang
teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.“[9]
·
Kedua:
Mengkaji Al Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya.
Allah menceritakan bahwa Al Qur’an dapat meneguhkan hati
orang-orang beriman dan Al Qur’an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus.
Allah Ta’ala berfirman,
“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril)[11] menurunkan Al Qur’an itu dari
Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman,
dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)”.” (QS. An Nahl: 102)
Oleh karena itu, kita akan saksikan keadaan yang sangat
berbeda antara orang yang gemar mengkaji Al Qur’an dan merenungkannya dengan
orang yang hanya menyibukkan diri dengan perkataan filosof dan manusia lainnya.
Orang yang giat merenungkan Al Qur’an dan memahaminya, tentu akan lebih kokoh
dan teguh dalam agama ini. Inilah kiat yang mesti kita jalani agar kita bisa
terus istiqomah.
·
Ketiga:
Iltizam (konsekuen) dalam menjalankan syari’at Allah
Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk
konsekuen dalam menjalankan syari’at atau dalam beramal dan tidak putus di
tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada
amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari
‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan
yang kontinu walaupun itu sedikit.” ‘Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan
selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. [15]
·
Keempat:
Membaca kisah-kisah orang sholih sehingga bisa dijadikan uswah (teladan) dalam
istiqomah.
Dalam Al Qur’an banyak diceritakan kisah-kisah para nabi,
rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu. Kisah-kisah ini Allah
jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan
mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi permusuhan
orang-orang kafir. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah
kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah
datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. Hud: 11)
Contohnya kita bisa mengambil kisah istiqomahnya Nabi
Ibrahim.
“Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu
benar-benar hendak bertindak”. Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan
menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”. mereka hendak berbuat makar terhadap
Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.” (QS.
Al Anbiya’: 68-70)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
“Akhir perkataan
Ibrahim ketika dilemparkan dalam kobaran api adalah “hasbiyallahu wa ni’mal
wakil” (Cukuplah Allah sebagai penolong dan sebaik-baik tempat bersandar).”[19]
Lihatlah bagaimana keteguhan Nabi Ibrahim dalam menghadapi ujian tersebut?
Beliau menyandarkan semua urusannya pada Allah, sehingga ia pun selamat. Begitu
pula kita ketika hendak istiqomah, juga sudah seharusnya melakukan sebagaimana
yang Nabi Ibrahim contohkan. Ini satu pelajaran penting dari kisah seorang
Nabi.
·
Kelima:
Memperbanyak do’a pada Allah agar diberi keistiqomahan.
Di antara sifat orang beriman adalah selalu memohon dan
berdo’a kepada Allah agar diberi keteguhan di atas kebenaran. Dalam Al Qur’an
Allah Ta’ala memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdo’a kepada-Nya
untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan berapa banyaknya
nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang
bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di
jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah
menyukai orang-orang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan: ‘Ya Rabb kami,
ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam
urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir‘. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan
pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebaikan” (QS. Ali ‘Imran: 146-148).
Do’a lain agar mendapatkan keteguhan dan ketegaran di atas
jalan yang lurus adalah,
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada
kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi
(karunia).” (QS. Ali Imron: 8)
Do’a yang paling sering Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
panjatkan adalah:
“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha
Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
·
Keenam:
Bergaul dengan orang-orang sholih.
Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa salah satu sebab
utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Nabi adalah keberadaan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka. Allah Ta’ala
berfirman,
“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian
menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan
Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang
teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada
jalan yang lurus.” (QS. Ali ‘Imran: 101)
Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan
orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).”
(QS. At Taubah: 119)
By: Ibn Syawal
0 komentar:
Post a Comment