
Ibnu Jarir mengutip perkataan Ali bin Muhammad al Madaini yang
mengatakan, “al Walid bin Abdul Malik menurut pandangan penduduk Syam
adalah penguasa mereka yang terbaik. Beliaulah yang membangun berbagai
masjid di kota Damaskus, membangun berbagai menara, memberi rakyat yang
perlu bantuan financial dan menggaji bulanan para penyandang lepra dan
berkata kepada mereka, para penyandang lepra, “Janganlah kalian
mengemis”. Beliau memberikan kepada setiap orang yang lumpuh pelayan dan
kepada setiap orang yang buta penuntun. Ketika beliau berkuasa beliau
menaklukkan banyak negeri-negeri kafir. Beliau kirimkan semua anak
laki-lakinya dalam setiap peperangan dengan Romawi. Beliau berhasil
menaklukkan India, Spanyol dan berbagai negeri non arab. Pasukan beliau
bahkan sudah memasuki Cina dan selainnya.
قال: وكان مع هذا يمر بالبقال فيأخذ حزمة البقل بيده ويقول: بكم تبيع هذه ؟
فيقول: بفلس، فيقول: زد فيها فإنك تربح. وذكروا أنه كان يبر حملة القرآن
ويكرمهم ويقضي عنهم ديونهم،
Meski demikian, suatu ketika beliau melewati penjual sayur mayor lantas
beliau mengambil satu ikat sayuran dengan tangannya lalu bertanya kepada
penjual, “Berapa harganya?”. “Satu fulus”, jawab sang penjual sayur.
Beliau kemudian mengatakan, “Tambahi sayurannya karena engkau terlalu
untung dengan harga tersebut”.
قالوا: وكانت همة الوليد في البناء، وكان الناس كذلك يلقى الرجل الرجل فيقول: ماذا بنيت ؟ ماذا عمرت ؟
Para pakar sejarah mengatakan bahwa obsesi al Walid bin Abdul Malik
adalah membangun. Rakyatnya pun demikian. Jika ada seseorang bertemu
kawannya maka pertanyaan yang terlontar, “Apa yang telah kaubangun saat
ini? Kau makmurkan dengan bangunan apa tanah yang kau miliki?”.
وكانت همة أخيه سليمان في النساء، وكان الناس كذلك، يلقى الرجل الرجل فيقول: كم تزوجت ؟ ماذا عندك من السراري ؟
Sedangkan obsesi saudaranya, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik adalah
perempuan sehingga rakyatnya pun demikian. Jika ada seseorang bertemu
dengan kawannya maka yang pertama kali ditanyakan, “Berapa kali engkau
menikah? Berapa budak perempuan yang kau gauli?”.
وكانت همة عمر بن عبد العزيز في قراءة القرآن، وفي الصلاة
والعبادة، وكان الناس كذلك، يلقى الرجل الرجل فيقول: كم وردك ؟ كم تقرأ كل
يوم ؟ ماذا صليت البارحة ؟ والناس يقولون: الناس على دين مليكهم، إن كان
خمارا كثر الخمر.
Sedangkan obsesi Umar bin Abdul Aziz adalah membaca al Qur’an, shalat
dan ibadah. Kondisi rakyat di masa beliau seperti itu. Jika ada seorang
bersua dengan kawannya maka pertanyaan yang pertama kali terlontar
adalah “Berapa rakaat shalat malam yang kau rutinkan? Berapa lembar
mushaf al Qur’an yang kau baca setiap harinya? Shalat apa yang kau
kerjakan semalam?”.
Banyak orang mengatakan, “Rakyat itu mengikuti agama atau ketaatan
penguasanya. Jika sang penguasa hobi menenggak khamr maka akan banyak
khamr yang beredar di masyarakat”.
وإن كان لوطيا فكذلك وإن كان شحيحا حريصا كان الناس كذلك،
وإن كان جوادا كريما شجاعا كان الناس كذلك، وإن كان طماعا ظلوما غشوما
فكذلك، وإن كان ذا دين وتقوى وبر وإحسان كان الناس كذلك وهذا يوجد في بعض
الازمان وبعض الاشخاص، والله أعلم.
Jika penguasa memiliki penyimpangan seksual berupa homoseksual maka
kondisi rakyat juga demikian. Jika penguasa itu pelit dan rakus dengan
harta maka kondisi rakyat juga demikian. Namun jika penguasa dermawan
dan berjiwa sosial tinggi maka kondisi rakyat juga serupa. Jika
penguasanya rakus dan suka bertindak kezaliman maka kondisi rakyat juga
demikian. Jika penguasa adalah seorang yang bagus agamanya, bertakwa,
suka berbuat baik dan menolong maka kondisi rakyat juga demikian.
Pengaruh penguasa semacam ini dijumpai pada sebagian masa pada sebagian
person penguasa tertentu (Al Bidayah wan Nihayah, karya Ibnu Katsir 9/186).
0 komentar:
Post a Comment