Labels

Monday, January 13, 2014

NASEHAT ASY-SYAIKH AL-‘ALLAMAH AL-MUHADDITS ABDUL MUHSIN BIN HAMD AL-ABBAD AL-BADR hafizhahullah

Wajib atas setiap muslim juga kepada thalabul ilmi agar bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Kemudian menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, serta bersemangat untuk mendapatkannya. Dan agar mengenal jalan yang ditempuh oleh ‘ulama-’ulama besar seperti Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Ibnu Utsaimin dan Syaikh Asy-Syinqithi serta Syaikh Al-Albani rahimahumullahu jami’an. Yakni kita bersemangat mengetahui apa-apa yang diajarkan oleh mereka ‘ulama besar yang bergelut dengan ilmu.

Adapun orang-orang yang menyibukkan dirinya dengan desas-desus (qila wa qala), mencari-cari kesalahan, mentahdzir fulan dan fulan, dengan argumen bahwasanya di sisinya begini dan begitu. Atau si fulan telah berubah begini begitu. Maka ini semua menjadikan kita terlalaikan dari kesibukan mendapatkan ilmu dengan sesuatu yang tidak layak disibukkan olehnya. Hanya saja kita itu bersemangat mendapatkan manfaat dan faidah dari ulama serta kembali kepada mereka.
Dan apabila terdapat kesalahan pada seseorang, di mana dia dari ahlus sunnah serta terbiasa menyibukkan dengan ilmu, maka jangan tinggalkan orang tersebut, jangan dihalau dan dijauhkan manusia darinya. Tetaplah diambil manfaat darinya namun tetap diberitahu apa kesalahan yang ada, demikian juga diperingatkan kesalahannya.
Adapun ditinggalkan sama sekali dan dijauhkan darinya maka ini bukanlah jalan yang inshaf (adil). Bukan pula di sana tercapai ilmu. Jika mereka menerapkan gaya atau cara seperti ini maka satu persatu akan pergi tidak tersisa siapapun dari ahlus sunnah kecuali mereka (yang sering mentahdzir) saja!
Wajib bagi kita agar bersemangat untuk mendapatkan ilmu serta menyibukkan dengannya. Jangan bersibuk-sibuk dengan qila wa qala (gosip/kabar burung). Orang -orang yang sibuk dengan semacam ini tidak akan mendapatkan ilmu. Tidak pula mereka akan disibukkan dengan ilmu. Hanya gosip dan kabar burung yang menyibukkan mereka. Tidak ada faidah yang didapat bahkan kemudaratan yang didapat. Yakni mereka membicarakan selain mereka, memutuskan hubungan dari orang yang punya kebaikan padanya, serta yang memiliki maksud perbaikan dan manfaat. Kesibukan seperti ini sama sekali tidak layak menjadi bahan kesibukan yang menghabiskan waktu.
Al-Liqa’ Al-Maftuh Daurah Imam Darul Hijrah tanggal 3 Rajab 1430 (26 Juni 2009) yang diselenggarakan di Masjid Qiblatain di kota Madinah An-Nabawiyah KSA
 
Sumber artikel :  darussunnah.or.id

0 komentar:

Post a Comment

About us