Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Dinamakan dengan hari akhir karena sudah tidak ada hari lagi sesudahnya dan ini adalah tahapan akhir yang dialami manusia. Dan manusia itu mengalami lima tahapan kehidupan:
Tahapan ketiadaan, kemudian tahapan di alam rahim, kemudian alam dunia, dan kemudian alam barzakh, dan kemudian alam akhirat.
1. Tahapan ketiadaan adalah sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah Tabaroka wata’ala,
Dan Allah Ta’ala berfirman,
2. Adapun tahapan alam rahim, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
3. Adapun tahapan kehidupan dunia, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
Dan pada tahapan inilah yang menentukan bahagia dan celakanya dan merupakan negeri ujian dan cobaan sebagaimana firman Allah Tabaroka wat’ala,
4. Adapun tahapan alam barzakh, Allah Subhanahu wata’ala berfirman tentangnya,
5. Adapun tahapan kehidupan akhirat adalah tahapan tujuan dan ujung dari semuanya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman setelah menyebutkan tahapan-tahapan kehidupan manusia,
Mengimani apa-apa yang akan terjadi setelah kematian
Berkata penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah):
Beriman dengan segala yang dikabarkan nabi Shallallahu’alaihi wasallam dari apa-apa yang akan terjadi setelah kematian.
Semua ini masuk dalam keimanan dengan hari akhir. Yang demikian itu karena manusia apabila telah mati dia akan memasuki hari akhir tersebut, sehingga dikatakan: orang yang telah mati itu telah terjadi kiamatnya. Dan segala sesuatu yang terjadi seelah kematian adalah termasuk bagian dari hari akhir. Kalau demikian betapa dekatnya hari akhir dengan kita, tidaklah ada pembatas antara kita dengan hari akhir kecuali kematian manusia. Kemudian kita masuk ke dalam hari akhir yang mana tidak ada di sana kecuali balasan-balasan amalan. Oleh karena itu wajib bagi kita untuk memperhatikan perkara ini.
Pikirkanlah wahai manusia. Engkau mendapati dirimu dalam bahaya, karena maut itu tidak seorangpun di antara kita yang mengetahui kedatangannya. Terkadang seseorang keluar rumahnya akan tetapi dia tidak kembali lagi ke rumahnya. Terkadang ada manusia yang duduk di atas kursi di kantornya tetapi dia tidak bisa bangkit lagi darinya. Terkadang seseorang tidur di atas kasurnya akan tetapi tidurnya membawanya ke atas tempat pemandian jenazah. Dan ini adalah perkara-perkara yang mewajibkan kita untuk memanfaatkan kesempatan umur kita untuk bertaubat kepada Allah Azza wajalla dan agar manusia itu terus menerus merasakan dirinya bertaubat kepada Allah Azza wajalla dan kembali kepada-Nya. Sehingga jika datang ajalnya dia dalam keadaan baik amalannya seperti yang dia cita-citakan.
[Dinukil dari kitab Syarah Aqidah Al Wasithiyah bab al iman bil yaumil akhir, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Ada Apa Setelah Kematian? Menelusuri Kejadian-Kejadian Setelah Hari Kiamat, Penerjemah Abu Hafsh 'Umar Sarlam Al Atsary, Penerbit Pustaka Al Manshurah Poso, hal. 13-17]
Sumber artikel : sunniy.wordpress.com
Dinamakan dengan hari akhir karena sudah tidak ada hari lagi sesudahnya dan ini adalah tahapan akhir yang dialami manusia. Dan manusia itu mengalami lima tahapan kehidupan:
Tahapan ketiadaan, kemudian tahapan di alam rahim, kemudian alam dunia, dan kemudian alam barzakh, dan kemudian alam akhirat.
1. Tahapan ketiadaan adalah sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah Tabaroka wata’ala,
هَلْ أَتَى عَلَى الإنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
"Bukankah telah datang atas manusia
satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang
dapat disebut?" (al Insan: 1)Dan Allah Ta’ala berfirman,
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ
مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ
وَنُقِرُّ فِي الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ
نُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ
يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا
يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الأرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا
أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ
كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan
tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami
telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian
dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan
Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang
sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
(dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini
kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah
bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang indah." (al Hajj: 5)2. Adapun tahapan alam rahim, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
يَخْلُقُكُمْ
فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ
ثَلاثٍ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ
فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
"Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat
dipalingkan?" (az Zumar: 6)3. Adapun tahapan kehidupan dunia, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَاللَّهُ
أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا
وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (an Nahl: 78)Dan pada tahapan inilah yang menentukan bahagia dan celakanya dan merupakan negeri ujian dan cobaan sebagaimana firman Allah Tabaroka wat’ala,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (al Mulk: 2)4. Adapun tahapan alam barzakh, Allah Subhanahu wata’ala berfirman tentangnya,
لَعَلِّي
أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ
قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
"Agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada
dinding sampai hari mereka dibangkitkan" (al Mukminun: 100)5. Adapun tahapan kehidupan akhirat adalah tahapan tujuan dan ujung dari semuanya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman setelah menyebutkan tahapan-tahapan kehidupan manusia,
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ
"Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat." (al Mukminun: 16)Mengimani apa-apa yang akan terjadi setelah kematian
Berkata penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah):
Beriman dengan segala yang dikabarkan nabi Shallallahu’alaihi wasallam dari apa-apa yang akan terjadi setelah kematian.
Semua ini masuk dalam keimanan dengan hari akhir. Yang demikian itu karena manusia apabila telah mati dia akan memasuki hari akhir tersebut, sehingga dikatakan: orang yang telah mati itu telah terjadi kiamatnya. Dan segala sesuatu yang terjadi seelah kematian adalah termasuk bagian dari hari akhir. Kalau demikian betapa dekatnya hari akhir dengan kita, tidaklah ada pembatas antara kita dengan hari akhir kecuali kematian manusia. Kemudian kita masuk ke dalam hari akhir yang mana tidak ada di sana kecuali balasan-balasan amalan. Oleh karena itu wajib bagi kita untuk memperhatikan perkara ini.
Pikirkanlah wahai manusia. Engkau mendapati dirimu dalam bahaya, karena maut itu tidak seorangpun di antara kita yang mengetahui kedatangannya. Terkadang seseorang keluar rumahnya akan tetapi dia tidak kembali lagi ke rumahnya. Terkadang ada manusia yang duduk di atas kursi di kantornya tetapi dia tidak bisa bangkit lagi darinya. Terkadang seseorang tidur di atas kasurnya akan tetapi tidurnya membawanya ke atas tempat pemandian jenazah. Dan ini adalah perkara-perkara yang mewajibkan kita untuk memanfaatkan kesempatan umur kita untuk bertaubat kepada Allah Azza wajalla dan agar manusia itu terus menerus merasakan dirinya bertaubat kepada Allah Azza wajalla dan kembali kepada-Nya. Sehingga jika datang ajalnya dia dalam keadaan baik amalannya seperti yang dia cita-citakan.
[Dinukil dari kitab Syarah Aqidah Al Wasithiyah bab al iman bil yaumil akhir, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Ada Apa Setelah Kematian? Menelusuri Kejadian-Kejadian Setelah Hari Kiamat, Penerjemah Abu Hafsh 'Umar Sarlam Al Atsary, Penerbit Pustaka Al Manshurah Poso, hal. 13-17]
Sumber artikel : sunniy.wordpress.com
0 komentar:
Post a Comment